Kisah penantian anak kedua saya selama 12 tahun
Hai assalamualaikum, bagi sebagian wanita mungkin perkara hamil dan melahirkan mudah tapi bagi sebagian lainnya bisa jadi begitu berat dan susah. Sama seperti saya, saya pikir karena kehamilan pertama saya mudah untuk yang kedua dengan percaya dirinya saya yakin akan mudah tapi tahukah bunda kalau kita terlalu percaya diri bisa saja membuat Tuhan YME yang punya segalanya tidak bersimpati pada kita. Hingga akhirnya saya harus melalui 2 kali keguguran untuk mendapatkan berkah kedua seorang anak laki-laki yang saya beri nama Ararya Radja Amrullah.
Cerita panjang kelahiran anak kedua saya dimulai saat anak pertama saya Shibru saat itu berusia 4 tahun, saya telat haid dan ketika periksa ke dokter usia kandungan sudah menginjak 8 minggu. Saya bersyukur sekali setelah mengetahui kehamilan saya, saya bikin postingan di sosmed mengenai kehamilan saya banyak sekali yang mendoakan namun setelah postingan itu malam harinya ketika saya ke kamar mandi saya merasakan nyeri dan seperti orang haid yang sedang keluar banyak akhirnya malam itu saya ke rumah sakit dan dokter memberitahu bahwa saya keguguran di usia kandungan 8 minggu, saya menangis tapi suami dan keluarga menguatkan kalau biasanya jika wanita keguguran nanti akan cepat hamil lagi tapi kenyataanya tidak berlaku untuk saya. Setiap bulan hingga berganti tahun sampai saya stok alat testpack namun dua garis itu tidak tampak lagi, padahal setiap bulan saya telat seminggu kadang 2 minggu.
Setelah keguguran pertama saya perlu waktu 7 tahun lagi untuk hamil sampai bosan kalau ketemu teman dan menanyakan "Kok Shibru belum dikasih adik padahal udah gede lho!" . Ingin rasanya marah, berteriak pada setiap orang yang menanyakan anak kedua saya yang tak kunjung datang, namun orang tua saya selalu mengajarkan kalau kita nggak perlu dengerin omongan orang yang negatif tentang kita karena tidak akan ada habisnya dan pasti akan ada lagi pertanyaan lain yg menyertainya.
Tahun 2020 saya ingat betul jaman pandemi baru saja mulai, saya di kasih hamil lagi untuk ke 3 kalinya seperti biasa saya bikin postingan kehamilan saya. Saya juga bergegas ke dokter untuk periksakan kandungan namun ketika di usg kantong janinnya belum keliatan, dokter bilang mungkin karena kandungan saya masih kecil makanya belum keliatan, saya diminta balik lagi 2 minggu, namun setelah 2 minggu kantong janinpun belum keliatan, dokter minta testpack hasilnya positif, lalu saya diminta lagi datang 2 minggu lagi, setelahnya saya dan suami memutuskan pindah ke dokter lain berharap di dokter lain kantong janin keliatan karena sebenarnya pada saat itu tanda-tanda kehamilan sudah tampak seperti saya suka mual dan tidak suka mencium wewangian.
Pindah dokter hasilnya sama, dokter bilang mungkin saya salah catat hari terakhir haid jadi saat ini kandungannya masih terlalu kecil untuk tampak di usg. Saya disarankan 2 minggu kontrol lagi, dan ketika 2 minggu saya datang lagi dan dokter usg transvaginal tetap kantong kehamilan saya tidak tampak dan sekali lagi di testpack di sana tetap hasilnya positif. Hari itu saya hanya berdoa jika emang kehamilan ke 3 ini rejeki saya, ketika 2 minggu lagi cek dokter kembali kantong janin keliatan tapi kalau nggak biarkan malam ini saya haid. Dan bunda memang harus percaya kekuatan doa akhirnya malam itu saya haid namun tidak ada daging bakal janin yang keluar.
Kehamilan ke 4 terjadi 2 bulan setelah keanehan kehamilan kemarin, kali ini saya benar-benar ikuti anjuran ibu saya untuk tidak memberitahu siapapun kecuali keluarga tentang kehamilan saya apalagi sampai posting di sosmed karena pamali kata ibu saya namun ketika saya cari tau bisa saja itu karena penyakit ain yang emang nyata, penyakit yang emang muncul dari rasa iri dan dengki bahkan dari pujian, dan saya menyadari kalau emang 2 kali kehamilan saya selalu memposting info kehamilan saya wallahuallam di kehamilan saya ke 4 ini saya benar-benar tidak info di sosmed, setelah kehamilan saya menginjak 3 bulan baru saya posting itupun secara tidak gamblang. Dan pamali lainnya pun saya ikutin, sampe nggak boleh beli perlengkapan bayi kalau belum 7 bulan. Namun sekali lagi saya dibuat terhenyak di usia kehamilan saya menginjak 37 minggu saya di diagnos terkena covid dengan gejala batuk dan sesak napas, dan bayi saya harus dilahirkan secara caesar. Sedih sih karena saya harus terpisah sama bayi saya dan tidak bisa memberikan asi dihari pertama kelahirannya. Alhamdulillah sekarang anak kedua saya sudah berusia 9 bulan dan tumbuh dengan sehat.
Akhir kata siapapun yang diluar sana menantikan anak tetap ikhtiar dibarengi doa dan pasrah karena ketika kita pasrah dan membiarkan jalan Tuhan YME bekerja saat itulah kita akan mendapatkan hasil dari ikhtiar kita. Dan untuk bunda yang lainnya, stop menanyakan anak, kapan hamil dan pertanyaan sensitif lainnya ke bunda lainnya, mari support sesama ibu tanpa harus kepo pada kehidupannya terimakasih.
Komentar
Posting Komentar